topmetro.news, Moskow – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan negaranya siap membantu Venezuela menyusul kehadiran militer Amerika Serikat (AS) di dekat negara Amerika Selatan tersebut. Rusia siap bertindak sepenuhnya dalam kerangka kewajiban yang telah disepakati bersama dalam perjanjian dengan Venezuela.
Rusia dan Venezuela telah menjalin hubungan diplomatik, ekonomi, dan militer yang berlangsung lama sejak era mantan pemimpin Venezuela, Hugo Chávez. Sebuah pabrik amunisi Kalashnikov telah dibuka di Venezuela pada Juli 2025. Kemudian, sebuah pesawat kargo Rusia yang dikenai sanksi oleh AS dan dikenal sering mengangkut peralatan pertahanan ke Venezuela, mendarat di negara itu akhir bulan lalu.
Kehadiran militer AS di dekat Venezuela telah membesar, seiring langkah Gedung Putih melanjutkan kampanye serangan yang diklaim sebagai tindakan keras mematikan, terhadap penyelundupan narkoba dari Amerika Latin. Namun, para ahli internasional dan mantan pejabat AS menggambarkan serangan terhadap kapal narkoba yang dicurigai tersebut sebagai tindakan ilegal di bawah hukum internasional.
Pamer kekuatan yang luar biasa ini diperkuat dengan kedatangan kapal induk terbesar di dunia, USS Gerald R. Ford, beserta tiga kapal perang di perairan dekat Venezuela. Ini memunculkan pertanyaan besar apakah Presiden AS Donald Trump berharap untuk menggulingkan pemimpin otoriter Venezuela, Nicolás Maduro.
Lavrov mengatakan perjanjian antara Caracas dan Moskow belum sepenuhnya berlaku tetapi mendekati tahap tersebut.
Saat ini berada pada tahap akhir ratifikasi [oleh Badan Legislatif Rusia]. Hal itu menyatakan perlunya melanjutkan kerja sama keamanan kita, termasuk kerja sama militer-teknis,” kata Lavrov, seperti dilaporkan TASS, pada Kamis (13/11/2025).
Sejatinya, Venezuela belum meminta bantuan militer atau penempatan senjata Rusia di negara tersebut. Seorang pejabat senior Rusia mengisyaratkan bisa membekali Venezuela dengan rudal balistik jarak menengah eksperimental Oreshnik.
“Kami memasok negara itu dengan hampir seluruh jenis senjata, mulai dari senjata ringan hingga pesawat terbang,” kata Alexei Zhuravlev, anggota komite pertahanan Rusia.
Zhuravlev mengatakan rincian senjata apa yang dikirim Rusia ke Venezuela bersifat rahasia. Ditegaskan, tidak ada hambatan untuk memasok negara sahabat dengan pengembangan baru seperti Oreshnik, atau rudal jelajah Kalibr Moskow.
“Warga Amerika mungkin akan mendapatkan beberapa kejutan,” tegas Zhuravlev.
sumber:okezone
